Monday 6 April 2015

KONSEP TERBENAM MATAHARI TAQRIBI (DEKLINASI DAN SUDUT WAKTU MATAHARI)

Astronom Jawa
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas perihal al-Mailul al-Awwal (deklinasi) dan sudutwaktu matahari yang masih ada sangkutannya dengan pembahasan kemarin.
Al-Mailul al-Awwal sangat erat kaitannya dengan waktu maghib, karena dalam perhitungan untuk menghitung sudut waktu matahari pada awal maghrib dibutuhkan data al-Mailul al-Awwal. Sedangkan definisi dari al-Mailul al-Awwal adalah “jarak posisi matahari dengan equator atau katulistiwa langit diukur sepanjang lingkaran deklinasi atau lingkaran waktu. Ketika al-Mailul al-Awwal matahari berada pada posisi utara equator maka di beri tanda (+) dan bernilai positif, sebaliknya apabila al-Mailul al-Awwal matahari berada pada posisi selatan maka diberi tanda (-) dan bernilai negative.[1]
Dalam satu tahun besaran al-Mailul al-Awwal selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, tetapi dalam waktu tertentu yang sama; al-Mailul al-Awwal matahari kira-kira sama pula. al-Mailul al-Awwal bernilai positif dimulai sejak 21 maret hingga 23 september, kemudian selain tanggal tersebut al-Mailul al-Awwal bernilai negative, yakni sejak tanggal 23 september hingga 21 maret. Pada tanggal 21 maret dan 23 september matahari berada di equator sehingga al-Mailul al-Awwal bernilai 0°. Pada tanggal 21 juni matahari mencapa nilai al-Mailul al-Awwal tertinggi di sebelah utara equator, yaitu 23°27’ dan pada tanggal 22 desember matahari mencapai nilai al-Mailul al-Awwal tertinggi di sebelah selatan equator, yaitu 23°27’.
Dengan demikian pergerakan matahari selama 6 bulan berada di utara equator dan 6 bulan selebihnya berada di selatan equator. Tiga bulan pertama matahari bergerak dari equator ke arah utara sampai mencapai titik terjauh 23°27’. Tiga bulan yang kedua matahari bergerak kembali dari titik terjauh utara equator (+23°27’) menuju katulistiwa. Tiga bulan tang ketiga matahari bergerak dari katulistiwa menuju selatan equator hingga titik terjauh yakni -23°27’. Dari pada tiga bulan terakhir matahari kembali dari titik terjauh selatan equator (23°27’) menuju ke equator.
astronom jawa
Gambar 1 : : EBQ= Lingkaran equator, CB1 D = lingkaran matahari, B-B1 = deklinasi utara sebesar 23°27’

Gambar 1.2: Peta perjalanan Matahari

Sin Deklinasi = Sin SBM X Sin Deklinasi terjauh (23°27’)

 
Rumus untuk mencari al-Mailul al-Awwal:

Keterangan:
SBM = Selisih Bujur Matahari
Dengan ketentuan deklinasi bernilai positif (+) jika deklinasi sebelah utara Equator yakni BM (bujur matahari) pada 0buruj sampai 5buruj dan deklinasi bernilai negative (-) jika deklinasi sebelah selatan equator yakni BM 6buruj sampai 11buruj..[1]
Contoh perhitungan al-Mailul al-Awwal (deklinasi) pada tanggal 6 juli 2016
Sin Deklinasi = Sin SBM X Sin Deklinasi terjauh (23°27’)
Ø  Menentukan Buruj:
Untuk Bulan 4 s.d bulan 12 dengan rumus (min) -4buruj
Untuk bulan 1 s.d bulan 3 dengan rumus (plus) + 8buruj
Ø  Menentukan derajat:
untuk bulan 2 s.d bulan  7 dengan rumus (plus) + 9°
untuk bulan 8 s.d bulan 1 dengan rumus (plus) +8°

Menentukan Bujur matahari pada tanggal 6 juli 2016 = 7buruj
                                                                                    = -4     +9°
                                                                                    = 3buruj15°
Menentukan selisih bujur matahari dengan rumus:
1.      Jika BM < 90° maka rumusnya SBM = BM yang diderajatkan
2.      Jika BM antara 90° s.d 180° = 180°-BM
3.      Jika BM antara 180° s.d 270° = BM- 180
4.      Jika BM antara 270° s.d 360° = 360 – BM
Menghitung SBM pada tanggal 6 juli 2016 = BM 3buruj 15°
                                                                         = 3 x 30 + 15°
                                                                         = 105°
Sin Deklinasi = Sin 75° x Sin 23°27’

Al-Mailul al-Awwal = 22°36’20.91” (utara)
SUDUT WAKTU>>>


[1] Dr. H. Ahmad Izzudin, M.Ag, Ilmu Falak Praktis, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2012), hal.48




[1] Drs. A. Jamil, Ilmu Falak (Teori & Praktik), (Jakarta: AMZAN, 2011), hal.15

No comments: