Wednesday, 8 April 2015

Kulminasi dan Sudut Waktu

Astronom Jawa
Sudut Waktu (Fadhlud Dair)
Sudut Waktu Matahari adalah busur sepanjang lingkaran harian matahari dihitung dari titik kulminasi atas sampai matahari berada. Atau sudut pada kutub langit selatan atau utara yang diapit oleh garis meridian dan lingkaran deklinasi yang melewati matahari. Dalam ilmu falak disebut Fadl-lud Da’ir yang biasa dilambangkan dengan to[1]
Sudut waktu adalah sudut pada titik kutub langit yang terbentuk oleh perpotongan antara lingkaran meridian dengan lingkaran waktu yang melalui suatu obyek ( benda langit) tertentu di bola langit. Dikatakan sudut waktu karena bagi semua benda langit yang terletak pada lingkaran waktu yang sama maka berlaku ketentuan “ jarak waktu yang memisahkan benda-benda langit dengan kedudukannya ketika berada pada lingkaran waktu yang sama pada saat berkulminasi adalah sama”. Dengan kata lain, benda-benda langit yang terletak pada lingkaran waktu yang sama maka sudut waktunya juga sama pula. Besar sudut waktu itu menunjukan berapa jumlah waktu yang memisahkan benda langit tersebut dengan kedudukannya saa berkulminasi.[2]
Harga atau nilai sudut waktu adalah 0o sampai 180o. Nilai sudut waktu 0o adalah ketika matahari berada dititik kulminasi atas atau tepat dimeridian langit, sedangkan nilai sudut waktu 180o adalah ketika matahari berada dititik kulminasi bawah.
Sudut waktu senantiasa berubah sebanyak 15 o pada setiap jamnya. Hal ini disebabkan oleh gerak semu harian benda-benda langit yang diakibatkan oleh perputaran bumi pada porosnya (rotasi Bumi).
Apabila matahari berada disebelah barat meridiaan atau dibelahan langit sebelah barat maka sudut waktu bertanda positif (+). Apabila matahari berada disebelah timur meridian atau dibelahan langit sebelah timur maka sudut waktu bertanda negatif (-).
Mencari sudut waktu matahari ini dapat dihitung dengan rumus:
Cos t= sin h : Cos φ:  Cos δ –Tan φ x Tan δ
 
 


Data:
t   = Sudut waktu matahari
h= -1o15’20’’
= -7o10’
δ   = +10o15’[3]
Cara Perhitungan:
Cos t= sin -1o15’20’’ : Cos -7o10’ :  Cos 10o15’ –Tan -7o10’  x Tan10o15’
Maka hasil dari t (sudut waktu matahari) = 89o58’59’’
Kulminasi ( Ghoyah)
Kulminasi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut bahwa pada saat itu suatu benda langit telah mencapa titik tertinggi dalam peredaran semu hariannya. Hal ini terjadi pada saat benda langit tersebut persis berada pada lingkaran meridian.
Tinggi kulminasi suatu benda langit adalah kitinggian yang dicapai oleh suatu benda langit saat berkulminasi. Atau dengan kata lain, jarak busur pada lingkaran meridian diukur mulai dari titik utara  (jika benda langit berada di sebelah utara titik zenith), atau dari titik selatan (jika benda langit berada di sebelah selatan titik zenith)sampai ketitik pusan benda langit yang sedang berkulminasi tersebut atau sampai titik kulminasi benda langit tersebut.
SELANJUTNYA>>>

[1] Muhyidin Khazin, Ilmu Falak Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004). Hlm 81
[2] Afmad Maimun, Ilmu Falak (kudus 2011) hal.17
[3]Slamet Hambali, Ilmu Falak Praktis 1, (Semarang: IAIN Walisongo, 2011).

Monday, 6 April 2015

KONSEP TERBENAM MATAHARI TAQRIBI (DEKLINASI DAN SUDUT WAKTU MATAHARI)

Astronom Jawa
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas perihal al-Mailul al-Awwal (deklinasi) dan sudutwaktu matahari yang masih ada sangkutannya dengan pembahasan kemarin.
Al-Mailul al-Awwal sangat erat kaitannya dengan waktu maghib, karena dalam perhitungan untuk menghitung sudut waktu matahari pada awal maghrib dibutuhkan data al-Mailul al-Awwal. Sedangkan definisi dari al-Mailul al-Awwal adalah “jarak posisi matahari dengan equator atau katulistiwa langit diukur sepanjang lingkaran deklinasi atau lingkaran waktu. Ketika al-Mailul al-Awwal matahari berada pada posisi utara equator maka di beri tanda (+) dan bernilai positif, sebaliknya apabila al-Mailul al-Awwal matahari berada pada posisi selatan maka diberi tanda (-) dan bernilai negative.[1]
Dalam satu tahun besaran al-Mailul al-Awwal selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, tetapi dalam waktu tertentu yang sama; al-Mailul al-Awwal matahari kira-kira sama pula. al-Mailul al-Awwal bernilai positif dimulai sejak 21 maret hingga 23 september, kemudian selain tanggal tersebut al-Mailul al-Awwal bernilai negative, yakni sejak tanggal 23 september hingga 21 maret. Pada tanggal 21 maret dan 23 september matahari berada di equator sehingga al-Mailul al-Awwal bernilai 0°. Pada tanggal 21 juni matahari mencapa nilai al-Mailul al-Awwal tertinggi di sebelah utara equator, yaitu 23°27’ dan pada tanggal 22 desember matahari mencapai nilai al-Mailul al-Awwal tertinggi di sebelah selatan equator, yaitu 23°27’.
Dengan demikian pergerakan matahari selama 6 bulan berada di utara equator dan 6 bulan selebihnya berada di selatan equator. Tiga bulan pertama matahari bergerak dari equator ke arah utara sampai mencapai titik terjauh 23°27’. Tiga bulan yang kedua matahari bergerak kembali dari titik terjauh utara equator (+23°27’) menuju katulistiwa. Tiga bulan tang ketiga matahari bergerak dari katulistiwa menuju selatan equator hingga titik terjauh yakni -23°27’. Dari pada tiga bulan terakhir matahari kembali dari titik terjauh selatan equator (23°27’) menuju ke equator.
astronom jawa
Gambar 1 : : EBQ= Lingkaran equator, CB1 D = lingkaran matahari, B-B1 = deklinasi utara sebesar 23°27’

Gambar 1.2: Peta perjalanan Matahari

Sin Deklinasi = Sin SBM X Sin Deklinasi terjauh (23°27’)

 
Rumus untuk mencari al-Mailul al-Awwal:

Keterangan:
SBM = Selisih Bujur Matahari
Dengan ketentuan deklinasi bernilai positif (+) jika deklinasi sebelah utara Equator yakni BM (bujur matahari) pada 0buruj sampai 5buruj dan deklinasi bernilai negative (-) jika deklinasi sebelah selatan equator yakni BM 6buruj sampai 11buruj..[1]
Contoh perhitungan al-Mailul al-Awwal (deklinasi) pada tanggal 6 juli 2016
Sin Deklinasi = Sin SBM X Sin Deklinasi terjauh (23°27’)
Ø  Menentukan Buruj:
Untuk Bulan 4 s.d bulan 12 dengan rumus (min) -4buruj
Untuk bulan 1 s.d bulan 3 dengan rumus (plus) + 8buruj
Ø  Menentukan derajat:
untuk bulan 2 s.d bulan  7 dengan rumus (plus) + 9°
untuk bulan 8 s.d bulan 1 dengan rumus (plus) +8°

Menentukan Bujur matahari pada tanggal 6 juli 2016 = 7buruj
                                                                                    = -4     +9°
                                                                                    = 3buruj15°
Menentukan selisih bujur matahari dengan rumus:
1.      Jika BM < 90° maka rumusnya SBM = BM yang diderajatkan
2.      Jika BM antara 90° s.d 180° = 180°-BM
3.      Jika BM antara 180° s.d 270° = BM- 180
4.      Jika BM antara 270° s.d 360° = 360 – BM
Menghitung SBM pada tanggal 6 juli 2016 = BM 3buruj 15°
                                                                         = 3 x 30 + 15°
                                                                         = 105°
Sin Deklinasi = Sin 75° x Sin 23°27’

Al-Mailul al-Awwal = 22°36’20.91” (utara)
SUDUT WAKTU>>>


[1] Dr. H. Ahmad Izzudin, M.Ag, Ilmu Falak Praktis, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2012), hal.48




[1] Drs. A. Jamil, Ilmu Falak (Teori & Praktik), (Jakarta: AMZAN, 2011), hal.15