Astronom Jawa
Pada kesempatan kali ini
kami akan membahas perihal al-Mailul al-Awwal (deklinasi) dan sudutwaktu matahari yang masih ada sangkutannya dengan pembahasan kemarin.
Al-Mailul al-Awwal sangat erat kaitannya dengan waktu maghib, karena dalam perhitungan
untuk menghitung sudut waktu matahari pada awal maghrib dibutuhkan data al-Mailul
al-Awwal. Sedangkan definisi dari al-Mailul al-Awwal adalah “jarak
posisi matahari dengan equator atau katulistiwa langit diukur sepanjang
lingkaran deklinasi atau lingkaran waktu. Ketika al-Mailul al-Awwal matahari
berada pada posisi utara equator maka di beri tanda (+) dan bernilai positif,
sebaliknya apabila al-Mailul al-Awwal matahari berada pada posisi
selatan maka diberi tanda (-) dan bernilai negative.[1]
Dalam satu tahun besaran al-Mailul
al-Awwal selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, tetapi dalam waktu
tertentu yang sama; al-Mailul al-Awwal matahari kira-kira sama pula. al-Mailul
al-Awwal bernilai positif dimulai sejak 21 maret hingga 23 september,
kemudian selain tanggal tersebut al-Mailul al-Awwal bernilai negative,
yakni sejak tanggal 23 september hingga 21 maret. Pada tanggal 21 maret dan 23
september matahari berada di equator sehingga al-Mailul al-Awwal bernilai
0°. Pada tanggal 21 juni matahari mencapa nilai al-Mailul al-Awwal tertinggi
di sebelah utara equator, yaitu 23°27’ dan pada tanggal 22 desember matahari
mencapai nilai al-Mailul al-Awwal tertinggi di sebelah selatan equator,
yaitu 23°27’.
Dengan demikian pergerakan matahari
selama 6 bulan berada di utara equator dan 6 bulan selebihnya berada di selatan
equator. Tiga bulan pertama matahari bergerak dari equator ke arah utara sampai
mencapai titik terjauh 23°27’. Tiga bulan yang kedua matahari bergerak kembali
dari titik terjauh utara equator (+23°27’) menuju katulistiwa. Tiga bulan tang
ketiga matahari bergerak dari katulistiwa menuju selatan equator hingga titik
terjauh yakni -23°27’. Dari pada tiga bulan terakhir matahari kembali dari
titik terjauh selatan equator (23°27’) menuju ke equator.
Gambar 1 : : EBQ= Lingkaran equator, CB1 D
= lingkaran matahari, B-B1 = deklinasi utara sebesar 23°27’
Gambar 1.2: Peta perjalanan Matahari
|
Rumus untuk mencari al-Mailul
al-Awwal:
Keterangan:
SBM = Selisih
Bujur Matahari
Dengan ketentuan deklinasi bernilai
positif (+) jika deklinasi sebelah utara Equator yakni BM (bujur matahari) pada
0buruj sampai 5buruj dan deklinasi bernilai negative (-)
jika deklinasi sebelah selatan equator yakni BM 6buruj sampai 11buruj..[1]
Contoh
perhitungan al-Mailul al-Awwal (deklinasi) pada tanggal 6 juli 2016
Sin Deklinasi = Sin SBM X Sin
Deklinasi terjauh (23°27’)
Ø Menentukan Buruj:
Untuk Bulan 4 s.d bulan 12 dengan
rumus (min) -4buruj
Untuk bulan 1 s.d bulan 3 dengan
rumus (plus) + 8buruj
Ø Menentukan derajat:
untuk bulan 2 s.d bulan 7 dengan rumus (plus) + 9°
untuk bulan 8 s.d bulan 1 dengan
rumus (plus) +8°
Menentukan Bujur matahari pada
tanggal 6 juli 2016 = 7buruj 6°
=
-4 +9°
=
3buruj15°
Menentukan selisih bujur matahari
dengan rumus:
1.
Jika
BM < 90° maka rumusnya SBM = BM yang diderajatkan
2.
Jika
BM antara 90° s.d 180° = 180°-BM
3.
Jika
BM antara 180° s.d 270° = BM- 180
4.
Jika
BM antara 270° s.d 360° = 360 – BM
Menghitung SBM pada tanggal 6 juli 2016
= BM 3buruj 15°
=
3 x 30 + 15°
=
105°
Sin Deklinasi =
Sin 75° x Sin 23°27’
Al-Mailul
al-Awwal = 22°36’20.91” (utara)
SUDUT WAKTU>>>
[1]
Dr. H. Ahmad Izzudin, M.Ag, Ilmu Falak Praktis, (Semarang : Pustaka
Rizki Putra, 2012), hal.48
No comments:
Post a Comment