Tuesday, 10 March 2015

Al-Quran dan Tata Surya

1.         Hipotesa Terbentuknya Tata Surya
1.     Hipotesis Nebula
Hipotesis Nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1775 M. Kemudian Hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796 M. Ia mengatakan bahwa tata surya itu terbentuk dari kabut panas yang berpilin. Oleh karena itu,hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant Laplace. Laplace menegaskan bahwa sistem tata surya yang berasal dari kabut tersebut mengalami kondensasi. Pada proses kondensasi tersebut ada sebagian kabut yang terpisah dari pusatnya. Sehingga setelah mengalami proses kondensasi kabut tersebut mendingin dan akhirnya membentuk planet-planet.
Sebenarnya pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa. Proses pemuaian jagat raya sebagian besar diantaranya masih terbuat dari hidrogen dan helium. Kedua unsur ini merupakan satu-satunya elemen yang terbentuk dalam jumlah besar selama proses dentuman besar (big bang) yang diyakini menandai awal terciptanya alam semesta.
Bintang-bintang seperti halnya matahari lahir secara berkelompok dalam kompleks-kompleks awan besar yang termampatkan yang dinamakan Nebula. Di lihat dari luar, sebuah Nebula nampak bulat dan suram, namun dibagian dalamnya mereka teriluminasi dengan cemerlang oleh bintang-bintang yang baru lahir. Setelah itu,bintang-bintang muda itu akan melangkah keluar dari tempat kelahirannya di galaksi induknya.
Kabut ini terbentuk dari debu, es dan gas yang kemudian disebut Nebula. Unsur dari gas sebagian besar berupa hidrogen. Karena gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang raksasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan perputarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari.[1]
Maka akibat gaya gravitasi lalu gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam. Dengan cara yang sama , planet luar juga terbentuk. Salah satu bentuk adanya keberatan dari hipotesis ini adalah ditemukannya dua buah satelit pada Yupiter dan satu satelit pada Saturnus yang berputar berlawanan arah dengan rotasi planet-planet tersebut. Hal ini menunjukkan satelit tersebut bukan merupakan bagian dari planetnya jika disesuaikan dengan hipotesis Nebula.
Salah satu supernovayang terkenal dicatat oleh para astronom China pada 4 Juli 1054 M adalah Nebula yang dikenal sebagai Nebula Kepiting (Crab Nebula). Ini merupakan sisa dari ledakan yang terjadi pada waktu itu. Dalam sebuah catatan itu disebutkan bahwa sebuah bintang baru yang mereka sebut “bintang tamu” yang sebelumnya tidak pernah terlihat mendadak muncul di rasi Taurus dan bersinar dengan sangat terang. Konon sinarnya begitu terang sehingga dapat terlihat di siang hari,sementara di malam hari orang bisa membaca hanya dengan mengandalkan sinarnya. Objek ini terlihat hingga tiga bulan sebelum akhirnya lenyap begitu saja.

2.     Hipotesis Planetisimal
Hipotesis Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R.Moulton pada tahun 1900. Hipotesis ini bertitik tolak pada pemikiran teori Nebula yang mana sistem tata surya kita berawal dari kabut gas yang sangat besar yang mengalami kondensasi. Perbedaannya terletak pada asumsi bahwa terbentuknya planet-planet itu tidak harus dari satu badan, bahkan diasumsikan ada bintang besar lain yang lebih kecil, kemudian kabut bintang lain tersebut terpengaruh oleh daya tarik matahari dan setelah dingin terbentuklah benda-benda yang disebut sebagai planetisimal.
Planetisimal merupakan sebuah benda kecil yang padat, dengan adanya daya tarik menarik antar benda itu sendiri, benda-benda kecil tersebut menggumpal menjadi benda yang besar dan panas. Hal ini diakibatkan oleh tekanan akibat akumulasi dari massanya, dan teori inilah yang mampu menjawab pertanyaan mengapa ada satelit-satelit  pada Yupiter maupun Saturnus yang mempunyai orbit yang berlawanan dengan rotasi planet-planet tersebut. Menurut teori ini suatu ketika ada sebuah bintang yang berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak terlalu jauh.[2]
Akibatnya terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, dan sebagian massa matahari tertarik ke arah bintang tersebut. Pada waktu bintang itu menjauh , menurut Chamberlain sebagian massa matahari itu jatuh kembali kepermukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa di sekitar matahari. Teori ini pada prinsipnya juga hampir sama dengan teori pasang surut yang dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917 M.

3.     Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917 M. Hipotesis ini sangat mirip dengan hipotesis planetisimal namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari. Teori ini menerangkan bahwa ratusan juta tahun lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang, pada saat itu sebagian matahari tertarik dan lepas, lepasan dari matahari tersebut yang akhirnya membentuk planet-planet.
Tokoh pelopor hipotesis ini juga melukiskan bahwa setelah bintang itu berlalu massa matahari yang lepas membentuk sebuah cerutu yang menjorok ke arah bintang lalu akibat dari menjauhnya bintang tersebut, massa cerutu itu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas disekitar matahari. Gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku menjadi planet-planet. Teori ini menjelaskan apa sebabnya planet-planet tengah seprti Yupiter,Saturnus, Uranus, dan Neptunus disebut sebagai planet raksasa sedangkan planet dibagian ujung seperti Merkurius dan Venus yang berada di dekat matahari disebut sebagai planet kecil.[3]

4.     Hipotesis Kondensasi
Hipotesis Kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973M) pada tahun 1950 M. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

5.     Hipotesis Bintang Kembar
  Hipotesis Bintang Kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001 M)pada tahun 1956 M. Hipotesis ini mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Sepihan itu terperangkap oleh grafitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.[4]
2.     Ayat yang Membahas tentang Tata Surya

1)         Surat Yaasin ayat 37 - 40

وَآيَةٌ لَّهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ (37)
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيم (38)
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (39)
لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (40)
Artinya :
(37) Dan suatu tanda-tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.
(38) Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
(39) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.
(40) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
Tafsirnya :         Allah berfirman, bahwa di antara tanda-tanda wujud dan kekuasaan-Nya, ialah adanya malam dan siang yang silih berganti, malam dengan gelapnya dan siang dengan terangnya, dan adanya matahari yang berjalan di tempat peredarannya, serta bulan yang telah di tetapkan manzilah-manzilahnya terbit pada awal bulan kecil berbentuk sabit, kemudian setelah menempati manzilah-manzilah dia menjadi purnama kemudian pada manzilah terakhir ia kelihatan seperti tandan kering yang melengkung. Masing-masing dari matahari, bulan, malam dan siang telah diatur demikian sehingga tidak mungkin bagi matahari mendahului bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, masing-masing beredar pada garis edarnya yang telah ditetapkan dan takdir Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.[5]
2)         Surat Yunus ayat 5

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (5)
Artinya :
(5)   Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
Tafsirnya :         Allah Ta’ala telah menetapkan tempat-tempat perjalanan bulan itu mengikut waktunya melalui peredarannya.Tiap-tiap satu malam mengedari satu tempat perhentian (منزلة) sedikitpun tidak berselisih. Tempat-tempat perhentian bulan itu banyaknya 28 manzilah yang dikenal oleh orang-orang arab akan namanya masing-masing. Bulan itu dapat dilihat dengan mata kasar selama 28 malam kecuali satu atau dua malam sahaja dalam satu bulan, bulan itu tidak kelihatan kerana terlindung.Dengan menetapkan perjalanan matahari terbukti dalam mengetahui bilangan tahun Masehi dan juga tahun Hijrah, bila masanya bermula dan berakhir pula, kamu dapat menghitung perkiraan bulan, minggu, hari dan masa siang dan malam.Terdapat pada negeri-negeri yang apabila waktu musim panas, maka waktu siang menjadi panjang tetapi apabila musim sejuk, waktunya pendek pula.Faedah-faedah dari perubahan matahari dan bulan boleh menjadi pedoman untuk menetapkan waktu-waktu di dalam menunaikan perkara ibadat, waktu siang bermula puasa, dan mula mengerjakan haji.Segala kejadian yang Allah menjadikan semuanya tidaklah menjadi sia-sia malahan dapat menunjukkan tentang kekuasaannya dan menjadi bukti tentang keesaannya.Diterangkan keterangan-keterangan yang mengenai keesaan Allah kepada kamu yang mengetahui dan memahami  sesuatu dalil sehingga mereka dapat membezakan di antara yang benar dengan yang salah dan yang berfaedah dengan yang mendatangkan mudharat.[6]
3)         Surat Sajdah ayat 4

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ مَا لَكُم مِّن دُونِهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ ۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ (4)
Artinya :
(4)   Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan ?
Tafsirnya :         Allah berfirman bahwa dia telah meciptakan langit dan bumi dan segala apa yang di atara keduanya dalam tempo enam hari (masa) kemudian bersemanyamlah Dia di atas Arsy. Sesungguhnya tidak ada lagi bagi kamu selain Dia seorang penolong dan seorang pemberi syafaat kecuali sesudah memperoleh izin-Nya, karena Dia adalah Maha Pencipta dan Dialah Maha Kuasa.[7]

4)         Surat Al Anbiya ayat 30– 33

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ  (30)
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ (31)
وَجَعَلْنَا السَّمَاءَ سَقْفًا مَّحْفُوظًا ۖ وَهُمْ عَنْ آيَاتِهَا مُعْرِضُونَ (32)
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (33)
Artinya :
(30)   Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman ?
(31)   Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.
(32)   Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.
(33)   Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.
Tafsirnya :         Allah berfirman menunjukkan kekuasaan-Nya yang sempurna dan penciptaan-Nya yang Maha Luas, “Apakah orang-orang kafir yang mengingkari ketuhanan-Nya Yang Maha Esa dan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya tidak melihat tidak merenungkan penciptaan Tuhan, langit dan bumi yang dahulunya adalah padt dan kemudian di pisahkan menjadi langit dan bumi tujuh lapis, dan di pisahkannya langit gdari bumi dengn awan, lalu diturunkanlah hujan dari langit dan ditumbuhkanlah tumbuh-tumbuhan di bumi serta serta dijadikannya air sebagai sumber hidup tiap sesuatu yang hidup. Dan dijadikan di bumi gunung-gunung yang kokoh untuk mencegah agar bumi tidak guncang bersama penghuninya dan di antara gunung-gunung itu dibukakan jalan-jalan yang luas yang menghubungkan satu negeri dengan negeri lain dan sebuah kota dengan kota lain. Langit dijadikannya sebagai atap yang terpelihara dan tidak dapat di jangkau bagi bumi, kemudian dibaginyalah waktu menjadi malam yang gelap dan siang yang terang dengan matahari dan bulan yang masing-masing beredar di dalam garis-garis edarnya sendiri.
       Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Huroiroh RA bahwa beliau berkata kepada Rosululloh SAW “Ya Rosululloh, bila aku melihatmu aku merasa senang sekali di hatiku, maka cobalah beritahukan aku akan segala sesuatu”. Rosululloh SAW menjawab :
كل شىء خلق من ماء
Artinya : “Segala sesuatu diciptakan dari air”[8]
5)         Surat Adz Dzariyat ayat 47

وَالسَّمَاءَ بَنَيْنهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ (47)
Artinya :
(47) Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.
Tafsinya : Ayat ini mengisyaratkan beberapa rahasia ilmiah bahwa Allah menciptakan alam yang luas ini dengan kekuasaan-Nya. Kata وَالسَّمَاءَpada ayat tersebut dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang ada di langit dan menaungi, maka benda-benda langit seperti galaksi, tata surya, planet dan bintang disebut langit juga. Bagian alam ini terlihat luas tak terbatas. Firman-Nya “ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ” artinya kami meluaskan alam itu dengan sangat luasnya sejak diciptakan. Meluasnya alam berlangsung seperti masa. Dalam ilmu pengetahuan modern di kenal sebagia teori Ekspansi, bahwa Nebula di luar galaksi kita menjauh dari kita dengan kecepatan yang berbeda-beda, bahkan menjauh.Dengan pemahaman di atas maka kata وَإِنَّا لَمُوسِعُونَdimaknai sebagai “Sesungguhnya Kami Maha Memperluas yakni alam raya ini”[9]




[1] Slamet Hambali,Pengantar Ilmu Falak,(Banyuwangi : Bismillah Publisher,2012),Hlm.98
[2]Ibid, Hlm.99
[3]Ibid,Hlm.100
[4]Ibid,Hlm.101
[5] H Salim Bahreisy, H Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 6, (Surabaya : PT Bina Ilmu), Hlm. 409-410
[6]http://www.gjoole.com/surahyunusayat56.htm
[7] H Salim Bahreisy, H Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 6, (Surabaya : PT Bina Ilmu), Hlm. 272-273
[8] H Salim Bahreisy, H Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 5, (Surabaya : PT Bina Ilmu), Hlm. 305-306
[9] M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta : Lentera Hati, 2004) Cet. 2, Vol. 8, Hlm. 351-352

No comments: