1.
Hipotesa Terbentuknya Tata Surya
1.
Hipotesis Nebula
Hipotesis Nebula pertama kali dikemukakan
oleh Immanuel Kant pada tahun 1775 M. Kemudian Hipotesis ini disempurnakan oleh
Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796 M. Ia mengatakan bahwa tata surya itu
terbentuk dari kabut panas yang berpilin. Oleh karena itu,hipotesis ini lebih
dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant Laplace. Laplace menegaskan bahwa sistem
tata surya yang berasal dari kabut tersebut mengalami kondensasi. Pada proses kondensasi
tersebut ada sebagian kabut yang terpisah dari pusatnya. Sehingga setelah
mengalami proses kondensasi kabut tersebut mendingin dan akhirnya membentuk
planet-planet.
Sebenarnya pada tahap awal tata surya masih
berupa kabut raksasa. Proses pemuaian jagat raya sebagian besar diantaranya
masih terbuat dari hidrogen dan helium. Kedua unsur ini merupakan satu-satunya
elemen yang terbentuk dalam jumlah besar selama proses dentuman besar (big
bang) yang diyakini menandai awal terciptanya alam semesta.
Bintang-bintang seperti halnya matahari lahir
secara berkelompok dalam kompleks-kompleks awan besar yang termampatkan yang
dinamakan Nebula. Di lihat dari luar, sebuah Nebula nampak bulat dan suram,
namun dibagian dalamnya mereka teriluminasi dengan cemerlang oleh
bintang-bintang yang baru lahir. Setelah itu,bintang-bintang muda itu akan
melangkah keluar dari tempat kelahirannya di galaksi induknya.
Kabut ini terbentuk dari debu, es dan gas
yang kemudian disebut Nebula. Unsur dari gas sebagian besar berupa hidrogen.
Karena gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut dan berputar dengan
arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang
raksasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan
perputarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin-cincin gas dan es terlontar ke
sekeliling matahari.[1]
Maka akibat gaya gravitasi lalu gas-gas
tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam.
Dengan cara yang sama , planet luar juga terbentuk. Salah satu bentuk adanya
keberatan dari hipotesis ini adalah ditemukannya dua buah satelit pada Yupiter
dan satu satelit pada Saturnus yang berputar berlawanan arah dengan rotasi
planet-planet tersebut. Hal ini menunjukkan satelit tersebut bukan merupakan
bagian dari planetnya jika disesuaikan dengan hipotesis Nebula.
Salah satu supernovayang terkenal dicatat
oleh para astronom China pada 4 Juli 1054 M adalah Nebula yang dikenal sebagai
Nebula Kepiting (Crab Nebula). Ini merupakan sisa dari ledakan yang terjadi
pada waktu itu. Dalam sebuah catatan itu disebutkan bahwa sebuah bintang baru
yang mereka sebut “bintang tamu” yang sebelumnya tidak pernah terlihat mendadak
muncul di rasi Taurus dan bersinar dengan sangat terang. Konon sinarnya begitu
terang sehingga dapat terlihat di siang hari,sementara di malam hari orang bisa
membaca hanya dengan mengandalkan sinarnya. Objek ini terlihat hingga tiga
bulan sebelum akhirnya lenyap begitu saja.
2.
Hipotesis Planetisimal
Hipotesis Planetisimal pertama kali
dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R.Moulton pada tahun 1900.
Hipotesis ini bertitik tolak pada pemikiran teori Nebula yang mana sistem tata
surya kita berawal dari kabut gas yang sangat besar yang mengalami kondensasi.
Perbedaannya terletak pada asumsi bahwa terbentuknya planet-planet itu tidak
harus dari satu badan, bahkan diasumsikan ada bintang besar lain yang lebih
kecil, kemudian kabut bintang lain tersebut terpengaruh oleh daya tarik
matahari dan setelah dingin terbentuklah benda-benda yang disebut sebagai planetisimal.
Planetisimal merupakan sebuah benda kecil
yang padat, dengan adanya daya tarik menarik antar benda itu sendiri,
benda-benda kecil tersebut menggumpal menjadi benda yang besar dan panas. Hal
ini diakibatkan oleh tekanan akibat akumulasi dari massanya, dan teori inilah
yang mampu menjawab pertanyaan mengapa ada satelit-satelit pada Yupiter maupun Saturnus yang mempunyai
orbit yang berlawanan dengan rotasi planet-planet tersebut. Menurut teori ini
suatu ketika ada sebuah bintang yang berpapasan dengan matahari pada jarak yang
tidak terlalu jauh.[2]
Akibatnya terjadilah peristiwa pasang naik
pada permukaan matahari maupun bintang itu, dan sebagian massa matahari
tertarik ke arah bintang tersebut. Pada waktu bintang itu menjauh , menurut
Chamberlain sebagian massa matahari itu jatuh kembali kepermukaan matahari dan
sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa di sekitar matahari. Teori ini pada
prinsipnya juga hampir sama dengan teori pasang surut yang dikemukakan oleh
James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917 M.
3.
Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali
dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917 M. Hipotesis
ini sangat mirip dengan hipotesis planetisimal namun perbedaannya terletak pada
jumlah awalnya matahari. Teori ini menerangkan bahwa ratusan juta tahun lalu
sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang, pada saat
itu sebagian matahari tertarik dan lepas, lepasan dari matahari tersebut yang
akhirnya membentuk planet-planet.
Tokoh pelopor hipotesis ini juga melukiskan
bahwa setelah bintang itu berlalu massa matahari yang lepas membentuk sebuah
cerutu yang menjorok ke arah bintang lalu akibat dari menjauhnya bintang
tersebut, massa cerutu itu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas disekitar
matahari. Gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku menjadi planet-planet.
Teori ini menjelaskan apa sebabnya planet-planet tengah seprti
Yupiter,Saturnus, Uranus, dan Neptunus disebut sebagai planet raksasa sedangkan
planet dibagian ujung seperti Merkurius dan Venus yang berada di dekat matahari
disebut sebagai planet kecil.[3]
4.
Hipotesis Kondensasi
Hipotesis Kondensasi mulanya dikemukakan oleh
astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973M) pada tahun 1950 M.
Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut
raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
5.
Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis Bintang Kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001
M)pada tahun 1956 M. Hipotesis ini mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita
berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya
meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Sepihan itu terperangkap oleh
grafitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.[4]
2. Ayat yang Membahas tentang Tata Surya
1)
Surat Yaasin ayat 37 - 40
وَآيَةٌ لَّهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ
(37)
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ
الْعَلِيم (38)
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ
الْقَدِيمِ (39)
لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ
النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (40)
Artinya
:
(37) Dan suatu tanda-tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi
mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta
merta mereka berada dalam kegelapan.
(38) Dan matahari
berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.
(39) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah,
sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai
bentuk tandan yang tua.
(40) Tidaklah mungkin
bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan
masing-masing beredar pada garis edarnya.
Tafsirnya : Allah
berfirman, bahwa di antara tanda-tanda wujud dan kekuasaan-Nya, ialah adanya
malam dan siang yang silih berganti, malam dengan gelapnya dan siang dengan
terangnya, dan adanya matahari yang berjalan di tempat peredarannya, serta
bulan yang telah di tetapkan manzilah-manzilahnya terbit pada awal bulan kecil
berbentuk sabit, kemudian setelah menempati manzilah-manzilah dia menjadi
purnama kemudian pada manzilah terakhir ia kelihatan seperti tandan kering yang
melengkung. Masing-masing dari matahari, bulan, malam dan siang telah diatur
demikian sehingga tidak mungkin bagi matahari mendahului bulan dan malampun
tidak dapat mendahului siang, masing-masing beredar pada garis edarnya yang
telah ditetapkan dan takdir Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.[5]
2)
Surat Yunus ayat 5
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ
مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ
ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (5)
Artinya
:
(5) Dialah yang
menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui.
Tafsirnya : Allah Ta’ala telah menetapkan
tempat-tempat perjalanan bulan itu mengikut waktunya melalui
peredarannya.Tiap-tiap satu malam mengedari satu tempat perhentian (منزلة)
sedikitpun tidak berselisih. Tempat-tempat perhentian bulan itu banyaknya 28
manzilah yang dikenal oleh orang-orang arab akan namanya masing-masing. Bulan
itu dapat dilihat dengan mata kasar selama 28 malam kecuali satu atau dua malam
sahaja dalam satu bulan, bulan itu tidak kelihatan kerana terlindung.Dengan
menetapkan perjalanan matahari terbukti dalam mengetahui bilangan tahun Masehi
dan juga tahun Hijrah, bila masanya bermula dan berakhir pula, kamu dapat
menghitung perkiraan bulan, minggu, hari dan masa siang dan malam.Terdapat pada
negeri-negeri yang apabila waktu musim panas, maka waktu siang menjadi panjang
tetapi apabila musim sejuk, waktunya pendek pula.Faedah-faedah dari perubahan
matahari dan bulan boleh menjadi pedoman untuk menetapkan waktu-waktu di dalam
menunaikan perkara ibadat, waktu siang bermula puasa, dan mula mengerjakan
haji.Segala kejadian yang Allah menjadikan semuanya tidaklah menjadi sia-sia
malahan dapat menunjukkan tentang kekuasaannya dan menjadi bukti tentang
keesaannya.Diterangkan keterangan-keterangan yang mengenai keesaan Allah kepada
kamu yang mengetahui dan memahami sesuatu dalil sehingga mereka dapat
membezakan di antara yang benar dengan yang salah dan yang berfaedah dengan
yang mendatangkan mudharat.[6]
3)
Surat Sajdah ayat 4
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي
سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ مَا لَكُم مِّن دُونِهِ مِن
وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ ۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ (4)
Artinya
:
(4) Allah lah yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari
pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan ?
Tafsirnya : Allah
berfirman bahwa dia telah meciptakan langit dan bumi dan segala apa yang di
atara keduanya dalam tempo enam hari (masa) kemudian bersemanyamlah Dia di atas
Arsy. Sesungguhnya tidak ada lagi bagi kamu selain Dia seorang penolong dan
seorang pemberi syafaat kecuali sesudah memperoleh izin-Nya, karena Dia adalah
Maha Pencipta dan Dialah Maha Kuasa.[7]
4)
Surat Al Anbiya ayat 30– 33
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ
حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ (30)
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا
فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ (31)
وَجَعَلْنَا السَّمَاءَ سَقْفًا مَّحْفُوظًا ۖ وَهُمْ عَنْ آيَاتِهَا
مُعْرِضُونَ (32)
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ
كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (33)
Artinya
:
(30)
Apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan daripada air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman ?
(31)
Dan telah Kami jadikan di bumi ini
gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan
telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka
mendapat petunjuk.
(32)
Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap
yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan
Allah) yang terdapat padanya.
(33)
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan
siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam
garis edarnya.
Tafsirnya : Allah
berfirman menunjukkan kekuasaan-Nya yang sempurna dan penciptaan-Nya yang Maha
Luas, “Apakah orang-orang kafir yang mengingkari ketuhanan-Nya Yang Maha Esa
dan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya tidak melihat tidak merenungkan penciptaan
Tuhan, langit dan bumi yang dahulunya adalah padt dan kemudian di pisahkan
menjadi langit dan bumi tujuh lapis, dan di pisahkannya langit gdari bumi dengn
awan, lalu diturunkanlah hujan dari langit dan ditumbuhkanlah tumbuh-tumbuhan
di bumi serta serta dijadikannya air sebagai sumber hidup tiap sesuatu yang
hidup. Dan dijadikan di bumi gunung-gunung yang kokoh untuk mencegah agar bumi
tidak guncang bersama penghuninya dan di antara gunung-gunung itu dibukakan
jalan-jalan yang luas yang menghubungkan satu negeri dengan negeri lain dan
sebuah kota dengan kota lain. Langit dijadikannya sebagai atap yang terpelihara
dan tidak dapat di jangkau bagi bumi, kemudian dibaginyalah waktu menjadi malam
yang gelap dan siang yang terang dengan matahari dan bulan yang masing-masing
beredar di dalam garis-garis edarnya sendiri.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Huroiroh RA bahwa beliau berkata kepada Rosululloh
SAW “Ya Rosululloh, bila aku melihatmu aku merasa senang sekali di hatiku, maka
cobalah beritahukan aku akan segala sesuatu”. Rosululloh SAW menjawab :
كل شىء خلق من ماء
5)
Surat Adz Dzariyat ayat 47
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ (47)
Artinya
:
(47) Dan langit itu
Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskannya.
Tafsinya
: Ayat ini mengisyaratkan beberapa rahasia
ilmiah bahwa Allah menciptakan alam yang luas ini dengan kekuasaan-Nya. Kata وَالسَّمَاءَpada ayat
tersebut dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang ada di langit dan menaungi,
maka benda-benda langit seperti galaksi, tata surya, planet dan bintang disebut
langit juga. Bagian alam ini terlihat luas tak terbatas. Firman-Nya “ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ” artinya kami meluaskan alam itu dengan sangat luasnya sejak
diciptakan. Meluasnya alam berlangsung seperti masa. Dalam ilmu pengetahuan
modern di kenal sebagia teori Ekspansi, bahwa Nebula di luar galaksi kita
menjauh dari kita dengan kecepatan yang berbeda-beda, bahkan menjauh.Dengan
pemahaman di atas maka kata وَإِنَّا لَمُوسِعُونَdimaknai
sebagai “Sesungguhnya Kami Maha Memperluas yakni alam raya ini”[9]
[1] Slamet Hambali,Pengantar Ilmu
Falak,(Banyuwangi : Bismillah Publisher,2012),Hlm.98
[2]Ibid, Hlm.99
[3]Ibid,Hlm.100
[4]Ibid,Hlm.101
[5] H Salim Bahreisy, H Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu
Katsier Jilid 6, (Surabaya : PT Bina Ilmu), Hlm. 409-410
[6]http://www.gjoole.com/surahyunusayat56.htm
[7] H Salim Bahreisy, H Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu
Katsier Jilid 6, (Surabaya : PT Bina Ilmu), Hlm. 272-273
[8] H Salim Bahreisy, H Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu
Katsier Jilid 5, (Surabaya : PT Bina Ilmu), Hlm. 305-306
[9] M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian
al-Qur’an, (Jakarta : Lentera Hati, 2004) Cet. 2, Vol. 8, Hlm. 351-352
No comments:
Post a Comment