1.
Pengertian Alam Semesta
Menurut para ahli astronom mengenai pemahaman tentang
alam semesta ini, banyak ungkapan para astronom tentang alam semesta,
diantaranya yaitu;
a.
Alam
semesta terdiri dari benda-benda langit yang mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos
adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom,
elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda
yang ukurannya sangat besar, misalnya bintang, planet, galaksiy.[1]
b.
Alam
semesta diantaranya juga terdiri dari fenomena langit seperti dimalam yang cerah, lihatlah keatas
langit , kita
akan menyaksikan hiburan gratis terbesar dibumi ini. Kita akan menyaksikan
pertunjukan yang sangat mempesona. Ribuan bintang, planet, dan benda-benda
langit lainnya berkilau laksana permata di atas kain beludru hitam. Mungkin
kita akan tergoda untuk menyanyikan lagu masa kecil yang masih teringat di telinga (Bintang kecil dilangit yang biru amat
banyak menghias angkasa ).
Inilah alam semesta kita yang maha luas tanpa
terlihat batasnya. Mesteri yang menyelimuti keberadaan alam semesta ini sangat
menggoda setiap hati manusia untuk menyingkapnya. Hal itu dimulai sejak zaman
Yunani kuno hingga zaman modern ini.ruang yang ditempati oleh benda langit.
c. Dan alam semesta juga mengungkapkan tentang hukum-hukum
alam yang bekerja dalam ruang dan waktu.[2]
Dalam Al-quran alam semesta diungkapkan dengan kata “bumi dan langit dan semua
yang ada diantara keduanya” seperti yang
tertera dalam surah al-Ahqaf, ayat 03 yang artinya
“Kami
tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan
dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang
yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.”
2.
Proses Terjadinya Alam Semesta Menurut
Para Astronom
Dari
berabad-abad yang lalu manusia sudah mulai berfikir perihal proses terjadinya alam
semesta ini, apakah alam semesta ini ada dengan sendirinya taukah ada yang
menciptakan? Bagaimana proses terbentuknya alam semesta ini? Pertanyaan seperti ini takmudah untuk dijawab
dalam perspektif sains. Perlu pengetahuan, informasi, dan data-data pengamatan
yang valid dan detail untuk memahaminya dengan sempurna. Oleh karenanya banyak
bermunculan hipotesa atau teori tentang proses terjadinya alam semesta ini.
a. Teori
Big Bang
Teori
ini menjelaskan bahwa alam semesta bermula dari sebuah ledakan besar suatu
massa yang rapat menyerupai “atom raksasa” yang tak akan berulang, beberapa
miliar tahun yang lalu[3].
Teori
ini muncul setelah seorang ahli fisika Rusia yang bernama Alexandra Friedman
pada tahun 1922, menghasilkan perhitungan yang menunjukan bahwa struktur alam
semesta tidaklah statis dan implus kecilpun
mungkin cukup untuk menyebabkan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut
menurut toeri relativitas Albert Enstein.[4]
Berdasarkan perhitungan inilah seorang ilmuwan Belgia yang bernama Abbe Georges
Lemaitre pada tahun 1927, menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan
mengembang, yang pada akhirnya melahirkan teori ini (big bang / dentuman besar).
Bukti
ilmiah yang mendukung teori ini ditemukan pada tahun 1929 oleh Edwin Hubble,
seorang astronom Amerika. Hubble menemukan cahaya bintang-bintang bergeser ke
arah ujung merah spectrum (red-shift). Menurut hukum fisika, spectrum dari
sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung berwarna ungu,
sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung berwarnaa merah. Berdasarkan
pengamatan tersebut, Hubble menyimpulkan bahwa bintang-bintang tersebut
bergerak menjauhi bumi, dan saling menjauhi satu sama lain.[5]
Pada tahun 1965, dua peneliti yang bernama Arno Peziaz
dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang
disebut dengan istilah “Radiasi Latar Kosmis”[6],
demikianlah, bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan peristiwa BIG
BANG, serta Penziaz dan Wilson dianugerahi hadiah nobel untuk penemuan mereka.
Bukti penting lain bagi peristiwa big bang adalah jumlah
hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian , diketahui
bahwa kosentrasi hidrogen-helium di alam semesta ini bersesuaian dengan
perhitungan teoritis kosentrasi hidrogen dan helium sisa peningggalan peristiwa big bang. Jika
alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka
unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi
helium.[7]
Segala bukti menyakinkan ini menyebabkan teori big bang
dapat bisa diterima oleh masyarakat secara ilmiah. Model big bang adalah titik
terakhir yang di capai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Begitulah alam semesta ini di ciptakan oleh ALLAH SWT, dengan sempurna tanpa
ada cacat. Seperti dalam QS. Al Mulk, 67:3 yang artinya
“yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan tuhan yang maha pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu melihat sesuatu yang tidak seimbang”
b.
Teori
Keadaan Tetap (Steady Tetap)
Teori ini
dikemukakan oleh Fred Hoyle, herman bondi, thomas Gold ( 1948 ). Teori ini
berdasarkan prinsip osmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta,
dimana pun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebutlah alam
semesta terjadi pada suatu saat tertentu dimasa yang telah lalu sampai
sekarang. Segala sesuatu di alam semesta ini selalu tetap sama walaupun
galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini ditunjang
oleh kenyataan, bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan
galaksi lama.Dengan kata lain bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk, tumbuh,
menjadi tua, dan akhirnya mati, jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta
itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya ( Tanpa awal dan tanpa akhir
).[8]
Dalam teori
“keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat baru selalu di ciptakan dalam
ruang angkasa diantara berbagai galaxy , sehingga galaxy baru akan terbentuk
guna menggantikan galaxy yang menjauh. Orang bersepakat bahwa zat yang
merupakan asal mula bintang dan galaxy tersebut adalah hidrogen.
c.
Teori
Mengembang dan Menempat
Teori ini
dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan kontraksi. Menurut teori ini, jagat
raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang di awali dengan masa
ekspansi atau mengembang yang di sebakan oleh adanya reaksi inti hidrogen, pada
tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.
Tahap ini di
perkirakan berlangsung selama sekitar 30 miliyar tahun. Selanjutnya
galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup, kemudian
memampat maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian memampat
lagi dan seterusnya.[9]
d.
Teori
Alam Semesta Quantum
Teori ini
diciptakan oleh William Lane Craig pada tahun 1966. Dia mengemukakan bahwa alam
semesta ini dibentuk sudah ada selamanya, dan akan selalu ada untuk selamanya
pula. Dalam terori ini ruang dan hampa pada hakikatnya tidak ada, yang ada
hanyalah pertikel-partikel sub atomik.[10]
[1] Dapat diakses di www.wikepedia.com
[2] KEMENTRIAN
AGAMA RI, Penciptaan Jagat Raya (Jakarta:
KEMENTRIAN AGAMA RI, 2012), hal. xxiii
[3] Heru
Apriyono, The Big Bang Theory, (Jogjakarta
: Narasi, 2013), hal.4
[4] Agus
Susanto, Islam Itu Sangat Ilmiyah, Jogjakarta
: Naja, 2012), hal.37
[5]
Agus Susanto, Islam Itu Sangat Ilmiyah, Jogjakarta
: Naja, 2012), hal.37
[6] Akibat dentuman besar di masa lalu yang
akan menghasilkan radiasi sisa dari foton di sekitar kita,Radiasi ini akan
datang dari semua daerah dan sama besarnya dalam arah mana saja kita mengamati.
[7] Marthen Kanginan, seribu pena fisika SMA
untuk kelas XI jilid 2, (jakarta:erlangga,2006) hal 65
[8] Dapet di akses di
http://wordpress.com/2014/02/24/teori-terbentuknya-alam-semesta
[9] Michael A. Seeds, Horizon, Exploring The Universe(California:Wadsworth
Publisiing,1987) hal 217
[10] Dapat diakses di
http://ratnamanggali.blogspot.com/2012/07/blog-spot.html
No comments:
Post a Comment