Friday, 13 March 2015

FENOMENA ALAM HARIAN

Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita akan menemui beberapa fenomena alam yang selalu terjadi setiap harinya. Dari berbagai fenomena yang selalu terjadi ini lah manusia mulai berfikir apa penyebab terjadinya fenomena –fenomena harian tersebut. Seperti yang selalu kita alami, setiap pagi kita akan menyaksikan matahari terbit dari arah timur, dan akan tenggelam pada sore hari di arah barat, dan begitu pula benda-benda langit yang lain.
Dari berbagai fenomena harian yang terjadi apakah kita mengetahui apa penyebab dan akibat dari fenomena tersebut? Oleh karenanya dalam kesempatan kali ini kami akan memaparkan sedikit penjelasaan tentang penyebab dan akibat dari fenomena harian tersebut, dengan keterbatasan pengetahuan yang kami miliki ini semoga bermanfaat J
Fenomena alam harian ialah fenomena alam yang terjadi setiap hari. Seperti terjadinya siang dan malam, terbit dan tenggelamnya benda-benda langit, dan lain-lain. Fenomena ini terjadi terus menerus setiap hari sepanjang tahun, sehingga oleh sebagian manusia digunakan sebagai penanda waktu pelaksanaan kegiatan keagamaan dan lainnya.[1]
Ketika kalender dan jam belum ditemukan orang-orang terdahulu selalu mengamati fenomena-fenomena alam harian sebagai tanda waktu pelaksanaan ibadah, dan sampai saat inipun masih digunakan walaupun hanya sebian kecil kelompok yang menggunakannya. Seperti dalam pelaksanaan sholat lima waktu, patokan yang kita gunakan adalah pergerakan dari matahari yang akan berada pada posisi-posisi tertentu jika diamati dari bumi dan pada posisi-posisi tertentu tersebutlah sholat harus dilaksanakan.
Fenomena alam harian pada dasarnya merupakan fenomena yang terjadi akibat dari pergerakan bumi. Beragam pergerakan bumi mengakibatkan berbagai fenomena alam pula. Seperti terbit dan tenggelamnya benda-benda langit, pasang surut air laut pergantian musim dan lain sebagainya.
Seperti yang kita amati setiap hari, matahari, bulan, bintang, dan benda langit lainya akan terlihat berjalan mengelilingi bumi, fenomena inilah yang akan menyebabkan terjadinya siang dan malam di bumi. Yang menjadi penyebab terjadinya fenomena ini adalah perputaran bumi pada porosnya dari barat ke timur yang berjalan dalam sehari semalam sekitar 23 jam 56 menit 4 detik. Akibat dari perputaran bumi ini, benda-benda langit termasuk matahari, bulan dan bintang-bintang terlihat beredar setiap hari dari arah timur ke arah barat sejajar dengan lingkaran equator. Peredaran matahari dari arah timur ke barat bukanlah peredaran sesungguhnya, melainkan akibat perputan bumi. Oleh karena itulah peredaran matahari itu disebut dengan peredaran “semu harian matahari”.[2]
Apabila di suatu tempat matahari sedang berada tepat di atasnya, kemudian bumi itu berputar (berotasi) ke arah timur, maka setelah 23 jam 56 menit tempat itu telah melakukan satu putaran penuh yaitu (360 derajat), tetapi matahari belum tepat di atas tempat itu lagi, dan untuk sampai ke kulminasi[3] atas seperti pada waktu kemarinnya lagi, matahari masih membutuhkan waktu 4 menit lagi. Rupanya dalam jangka waktu 23 jam 56 menit itu matahari telah bergerak semu ke arah timur langit sebesar 1 derajat, dan sebenarnya gerak ini sebagai akibat dari gerak evolusi bumi.
Bumi yang berputar pada porosnya dari barat ke timur setiap harinya akan menyebabkan beberapa akibat yang luarbiasa diantaranya:
a. Terjadinya peristiwa siang dan malam
Matahari memberikan sinarnya kesegala penjuru bumi yang merupakan planet ke tiga. Karena bumi berbentuk bulat bola maka di satu sisi terjadi siang dan di sisi lain akan terjadi malam. Dan antara bagian permukaan bumi yang mendapatkan siang dan permukaan yang mendapatkan malam memiliki batas yang diberi nama lingkaran bayangan.
b. Gerak semu benda-benda langit
Pada malam hari peristiwa ini bisa dilihat apabila kita memandang langit pada siang kemudian malam hari, akan terlihat perubahan pada kedudukan benda langit, ini disebabkan karena bumi ini berotasi dari barat ke timur. Nampak oleh kita matahari, bulan, bintangterbit dari ufuk timur dan terbenam di ufuk barat.[4]
c. Adanya perbedaan waktu
Dengan adanya rotasi bumi maka akan mengakibatkan perbedaan waktu. Perbedaan waktu tersebut adalah sebesar 1 jam setiap 15 derajat atau 4 menit setiap 1 derajat. Konversi ini diperoleh dari waktu yang diperlukan untuk satu kali putaran penuh (360 derajat) selama 24 jam. Atas dasar ini yang menjadikan pembagian waktu di dunia.[5]
Di Indonesia pembagian waktu dibagi menjadi tiga wilayah bagian:
1. Waktu indonesia bagian barat (WIB) sesungguhnya adalah waktu pada meridian (bujur) 150 derajat BT, yang dijadikan waktu standar untuk indonesia wilayah barat adalah 7 jam lebih dahulu dari waktu Greenwich Mean Time (GMT).
2. Waktu indonesia bagian Tengah (WITA) sesungguhnya adalah adalah waktu pada meridian 120 derajat BT, sama dengan 8 jam lebih dulu dari GMT
3. Waktu indonesia bagian timur (WIT) sesungguhnya adalah waktu pada maridian 135 derajat BT, sama dengan 9 jam lebih dulu dari GMT.[6]
d. Perubahan arah angin
Menurut hukum Boys Ballot, angin angin akan bergerak dari daerah yang bertekanan maksimum ke daerah yang tekanannya minimum, jiga disebabkan karena adanya bembelokan dari bumi bagian utara kekanan, dan bagian bumi selatan ke kiri.
Atau angin yang datang dari selatan khatulistiwa menuju khatulistiwa membelok ke kiri, sedangkan yang datang dari utara khatulistiwa menuju khatulistiwa membelok ke kanan

e. Perubahan lama siang dan malam
 Gerak bumi yang sering di sebut dengan gerak semu harian maraharipun berdampak pada lama sing dan malam di belahan bumi. Ketika matahari menempati kedudukan tepat di garis katulistiwa yaitu pada tanggal 21 maret dan 23 september maka semua tempat di bumi akan mengalami panjang malam dan siang yang sama yaitu 12 jam
Namun ketika pada tanggal 21 juni bumi belahan utara akan mengalami siang yang lebih panjang daripada malam. Sedangkan belahan bumi selatan akan mengalami keadaan yang sebaliknya yaitu malam lebih panjang daripada siang. Sedang daerah sekitar lingkaran kutub utara mengalami siang selama 24 jam penuh. Dan sebaliknya pada daerah lingkar kutub selatan akan mengalami malam penuh selama 24 jam.
Pergantian musim di bumi merupakan akibat dari revolusi bumi. Dalam revolusinya sumbu bumi miring 66,5 derajat terhadap bidang eliptika, sehingga gerakan revolusi bumi tidak sejajar dengan equator bumi, melainkan membentuk sudut sebesar 23,5 derajat. Dengan demikian pada waktu tertentu terjadi musim panas atau musim dingin. Alternatif paparan ini adalah bumi berputar pada orbitnya. Oleh karena itu, pada waktu tertentu terlepas dari musim belahan bumi utara dan selatan mengalami musim yang berlawanan. Perbedaan musiman antara belahan bumi disebabkan oleh orbitelips bumi. Bumi mencapai perihelion (titik pada orbitnya paling dekat dengan matahari) pada januari, dan mencapai aphelion (titik terjauh dari matahari) pada bulan juli. Meskipun efek ini pada musim bumi adalah kecil, tetapi terasa dingin belahan bumi utara dan musim panas di belahan selatan.


[1] Selamet Hambali, pengantar Ilmu Falak Menyimak Proses Pembentukan Alam Semesta, Yogyakarta : Bismillah Publiser, 2012 hlm.176
[2] Ahmad Maimun,  Ilmu Falak Teori Dan Praktik, KUDUS: 2011. Hlm.21-22
[3] Kulminasi adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menyatakan bahwa pada saat itu suatu benda langit mencapai ketinggian yang tertinggi pada peredaran semu hariannya.
[4] Selamet Hambalo Op.cit hlm.199
[5] Ahmad Maimun, Loc.cit
[6] Ahmad izzudin, Ilmu Falak Praktis, Semarang, Pustaka Rizqi Putra, 2012 hlm.33

No comments: