Setelah
sebelumnya kami memberi sedikit penjelasan tentang sejarah Ilmu Falak pada masa
kejayaan islam, mungkin alangkah baiknya kami menyertakan juga sedikit sejarah
ilmu falak pada masa Pra dan awal kedatangan Islam, dan semoga bermanfaat J
Menurut
syekh Zubair Umar Jaelany, penemu pertama ilmu falak (astronomi-Red) adalah Nabi Idris As yang mana Allah SWT memberikan
ilmu hikmah kepada beliau dengan jalan memberikan pengetahuan tentang
rahasia-rahasia peredaran bintang dan susunan titik perkumpulan bintang-bintang
di jagad raya.[1]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ilmu falak sejak saat itu telah ada,
sedangkan falak itu sendiri telah ada jauh sebelum ilmu falak ditemukan, karena
suatu ilmu ditemukan setelah adanya respond dan tanggapan dari sebuah persoalan
dalam suatu masyarakat. Sedangkan menurut Dr. Yahya Syamsi sejarah perkembangan
ilmu falak dipetakan menjadi dua fase, yaitu fase pra Islam (babilonia, Mesir
kuno, Mesopotamia, Cina, India, Prancis, dan Yunani) dan fase Islam.[2]
Berdasarkn
uraian di atas dapat diketauhi bahwa Ilmu Falak (astronomi-Red) sudah dikenal semenjak bangsa Babilonia (irak kuno)
dengan mengamati rasi-rasi bintang. Dimana rasi bintang tersebut dianggap
sebagai petunjuk Tuhan yang harus dipecahkan. Bahkan pada zaman tersebut mereka
sudah menggunakan rasi bintang untuk meramal kehidupan mereka. Pada zaman itu
ilmu ini digunakan untuk menentukan waktu bagi saat-saat penyembahan berhala,
seperti di Babilonia dan Mesopotamia untuk menyembah Dewa Astoroth dan Dewa
Baal, juga di Mesir untuk menyembah Dewa Orisis Isis dan dewa Amon.
Pada
peradaan Mesir Kuno, mereka beranggapan dan meyakini bahwa bintang
keseluruhannya hanya memiliki 36 rasi binyang dan masing-masing memiliki dewa
penjaga yang setiap dewa tugasnya menjaga bintang tersebut selama 10 hari untuk
setiap tahunnya yang menurutnya setahun hanya berjumlah 360 hari. Sebenarnya
mereka juga mempercayai bahwasanya jumlah hari dalam setahun adalah 365 hari.
Pada
masa awal kedatangan Islam ilmu falak belum masyhur dikalangan umat islam,
walaupun ilmu falak sangat erat hubungannya dengan ibadah. Karena pada semasa
Nabi masih hidup semua urusan ibadah dapat ditanyakan langsung pada Nabi perihal
waktu dan tata caranya. Walau sebenarnya ada juga di antara mereka yang mahir
dalam perhitungan. Sebenarnya perhitungan tahun Hijriyah pernah digunakan
sendiri oleh Nabi ketika Beliau menulis surat untuk kaum Nasrani Bani Najrah,
tertulis tahun ke V Hijriyah, namun dikalangan orang arab lebih mengenal tahun
dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun tersebut, seperti tahun gajah, tahun izin, tahun amar, tahun zilzal.
Dengan
demikian tentu ilmu falak pada mawa awal kedatangan Islam sudahlah sedikit
diketahui, akan tetapi belum masyhur dikalang umat islam. Meskipun pada masa
tersebut perkembangan ilmu falak belum memiliki bobot ilmiah yang tinggi.
Dalam
sejarah apabila diteliti secara mendetail ternyata di dunia astronomi
khususnya, dan ilmu pengetahuan pada umumnya, selama hamper delapan abad tidak
Nampak adanya masa keemasan. Baru pada masa Daulah Abbasiyah masa kejayaan itu
Nampak. Sebagaimana pada masa Kholifah Abu Ja,far al-Manshur, ilmu astronomi
mendapat perhatian khusus, seperti upaya menerjemahkan kitab sindihind dari India. Hal ini terjadi
karena pada awal kedatangan islam, umat islam masih fokus pada penyebaran agama
belum menginjak pada pengembangannya.
No comments:
Post a Comment